Peredam Kejut / Peredam Getaran Sepeda Motor
Peredam kejut / peredam getaran sepeda motor adalah bagian dari sistem suspensi yang dipakai pada sepeda motor. Peredam kejut/peredam getaran itu bekerja bareng pegas untuk menyusun sistem suspensi pada sepeda motor. Seperti yang telah dilafalkan sebelumnya bahwa suspensi terdiri dari pegas dan peredam getaran, laksana yang tampak pada gambar inilah ini :
Konsep Penggunaan Peredam Kejut
Tanpa Peredam Kejut Atau Getaran
Jika suatu suspensi tidak dilengkapi dengan peredam kejut maka laju kendaraan akan merasakan vibrasi (gelombang naik turun) andai melewati tonjolan di jalan laksana ilustrasi di bawah ini
Garis diagram pada gambar diatas menyatakan bahwa melulu dengan pegas saja tidak sanggup guna menyerap goncangan dampak kondisi jalanan. Karena goncangan yang diterima pegas akan dibalikkan lagi sampai-sampai pegas bakal bekerja dengan gerakan mengayun. Dalam urusan ini pengendara sepeda motor tidak nyaman dan berbahaya.
Dengan Peredam Kejut Atau Getaran
Namun andai suspensi dilengkapi dengan peredam getaran gelombang vibrasi kendaraan tidak terlalu tidak sedikit (lihat gambar 8) sebab goncangan / bantingan yang di terima sudah diserap untuk mayoritas oleh peredam kejut sampai-sampai pengendalian lebih stabil dan nyaman sehingga menyerahkan kenyamanan untuk pengendara.
Fungsi Peredam Kejut Atau Getaran
Dari dua ilustrasi di atas bisa ditarik benang merah bahwa faedah utama peredam kejut atau peredam getaran ialah untuk meredan getaran bodi sepeda motor,dengan teknik mengontrol gerakan balik dari pegas suspensi. sampai-sampai dapat memlihara kenyamanan pada pengendaraan.
Prinsip Kerja Peredam Kejut
Gerakan peredaman pada system suspensi ialah diperoleh dari gerakan piston dan aliran oli pada tabung suspensi, andai suatu piston yang terdapat aliran olinya atau piston yang bergerak ke atas dan kebawah dan didalamnya terdapat seal cylinder, oli mesti mengalir melewati lintasan oli dalam piston, namun mengalirnya terbendung oleh aliran oli.
Jika shock absorber ini tertekan oli mengalir melewati lintasan oli yang besar dan andai tertarik oli mengalir melewati lintasan yang kecil. Oleh sebab itu, andai shock absorber tertekan bakal berjalan cepat, tapi andai tertarik bakal berjalan lambat. Seperti gambar di bawah ini.
Seperti tampak pada gambar 3 dengan kecepatan gerak piston yang sama namun lubang aliran oli bertolak belakang akan menyerahkan efek peredaman bertolak belakang pula, gambar 3a (mempunyai lubang besar) akan memiliki efek peredaman yang kecil dibanding dengan gambar 3b (mempunyai lubang kecil). Namun demikian efek peredaman pun akan bertolak belakang jika kecepatan piston tidak sama meskipun besarnya lubang aliran oli sama, laksana terlihat pada gambar di bawah ini.
Seperti gambar 4 diatas pada kecepatan piston yang lambat akan menyerahkan efek peredaman yang lebih kecil dibanding piston berkecepatan lebih tinggi.
Dengan demikian, faktor-faktor yang memprovokasi besarnya peredaman merupakan:
Viskositas minyak
Luas penampang lubang aliran oli
Kecepatan aliran oli
Prinsip kerja Sistem Suspensi Depan (Peredam Kejut Telescopic)
Langkah tekan :
Pada ketika pipa gatpu bergerak secara telescop pada gerakan mengurangi (langkah kompresi), oli pada ruangan B mengalir melewati lubang orifice pada pipa garpu mengarah ke ruangan C, sedangkan oli di dalam ruangan B pun menekan rebound valve dan pulang ke atas mengarah ke ruangan A. Tahana dari oli yang mengalit berikut yang bakal meredam gerakan kejut pada ketika gerakan menekan.
Langkah tarik :
Pada tahapan tarik, oli dalam ruangan A mengalir mengarah ke ruangan C, melewati lubang orifice yang berada pada begian atas fork piston, dari proses itu akan di hasilkan tahanan yang bermanfaat sebagai damping force (tenaga redam) sebagai pengontrol gerak naiknya pegas.
Catatan :
Jumlah oli peredam kejut yang kurang, dapat menyebabkan timbulnya suara hentakan saat garpu menjangkau akhir dari penekanan atau akhir dari pengembangan
Prinsip Kerja Suspensi Belakang
Secara prinsip suspensi belakang sama dengan suspensi depan yaitu memakai piston dan oli sebagai perlengkapan peredam getaran laksana terlihat pada ilustrasi di bawah ini
Pada ketika terjadi kompresi maka piston bergerak turun (langkah tekan) oli di ruang 1 beralih ke ruang 2 melewati saluran A, drainase B, drainase C, drainase D dan drainase E, sebab lubang drainase yang dilewati oli tidak sedikit maka seolah olah oli melalui lubang besar sampai-sampai tahanan oli yang beralih kecil.
Pada ketika tekanan kompresi telah tidak terdapat terjadi desakan kembali sebab adanya tekan pegas, maka piston bergerak kebawah 0li dari ruang 2 melulu mengalir melaui lubang orifice E, drainase D dan drainase A, aliran oli terbendung dengan lambat, oleh sebab oli beralih melalui lubang kecil sampai-sampai tahanan oli yang beralih besar, maka terjadi damping. Sehingga dapat diputuskan bahwa pada peredam kejut tahapan tarik lebih powerful dari pada tahapan tekan.


0 Komentar